penyakit infeksi


PENYAKIT INFEKSI
Penelitian tentang penyakit infeksi merupakan bidang kedokteran klinis khusus yang menangani diagnosis dan penatalaksanaan penyakit yang secara langsung disebabkan oleh agen infeksi, baik agen yang didapatkan dari lingkungan maupun agen yang ditularkan melalui organisme perantara (vektor). Macam-macam agen infeksi tersebut sangat banyak, meliputi bakteri (gram positif maupun gram negatif), virus, jamur, protozoa, cacing, dan bahkan algae. Sel dan jaringan yang terpajan infeksi disebut hospes (Dorland, 2006). Hospes yang terpapar dan dihinggapi oleh agen infeksi dapat berkembang menjadi penyakit klinis. Proses infeksi hingga dapat menimbulkan manifestasi klinis tidak dapat dipisahkan dengan mekanisme sistem imunitas hospes. Dengan demikian, penyakit infeksi biasanya merupakan akibat dari interaksi antara agen infeksi yang relatif sangat virulen (faktor promotif infeksi) dengan hospes normal yang utuh, atau antara agen infeksi yang kurang virulen dengan hospes pada beberapa tingkat gangguan, baik sementara ataupun permanen sehingga melemahkan faktor-faktor inhibitor infeksi. Hal tersebut tentu sangat berkaitan dengan mekanisme pertahanan hospes (Shulman, 1994).
AGEN INFEKSIUS
Agen pencetus infeksi terdiri atas beberapa jenis dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam menimbulkan infeksi progresif dan penyakit. Sebagai contoh, pada satu ujung spektrum, satu mikroorganisme hidup mungkin cukup untuk menimbulkan penyakit (misal Richettsia tsutsugamushi), sedangkan mikroba lain, sejuta organisme atau lebih mungkin baru diperlukan untuk menimbulkan penyakit (misal Salmonella typhi). Hanya dua sifat umum diperlukan oleh suatu agen infeksi agar menimbulkan penyakit. Pertama, agen infeksi tersebut harus mampu melakukan metabolisme dan memperbanyak diri di dalam jaringan hospes. Agen infeksi tersebut harus mampu mendapatkan tekanan oksigen, pH yang sesuai, suhu, dan lingkungan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya. Kedua, agen infeksius patogen harus memiliki kemampuan untuk menahan mekanisme pertahanan hospes yang cukup lama untuk mencapai jumlah kritis yang diperlukan sehingga agen tetap dapat menimbulkan penyakit. Setiap ada gangguan dari mekanisme pertahanan hospes jelas akan membantu terjadinya proses infeksi (Herold, 1994).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar